Berikan Pelatihan, Sekda Kota Magelang : Demam Medsos Sasar Berbagai Kalangan
MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Demam media sosial (medsos) menyasar berbagai kalangan dengan rentang usia berbeda. Nyaris 52 persen penduduk Indonesia aktif ber-Medsos. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan sebagainya. Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang, Joko Budiyono saat memberikan pelatihan Pemanfaatan Media Sosial Kampanye Bina Damai 2019 di Tempat Ibadah Tri Dharma (TTID) Kelenteng Liong Hok Bio, Kota Magelang, kemarin. ”Tingginya animo masyarakat berselancar di internet berpotensi besar terhadap penyebaran informasi bohong alias hoaks. Seperti ujaran kebencian, SARA, dan sebagainya tak kalah ramai bertebaran di medsos,” kata Joko. Menurutnya, kondisi ini jika dibiarkan larut, dapat berdampak terhadap keutuhan NKRI. Padahal seharusnya, medsos bisa menjadi ujung tombak untuk menyebarkan pesan-pesan damai dan merawat kebhinekaan Indonesia sebagai rumah bersama. Namun terkadang media sosial justru digunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarluaskan informasi yang tidak benar. Baca Juga Telan Biaya Rp82,9 Miliar, Gedung 8 Lantai RSUD Tidar Difungsikan Februari 2020 ”Indonesia itu rumah bersama, tidak mungkin didiami satu kelompok saja. Keberagaman ini jadi kekuatan kita untuk membangun ke depan lebih baik lagi. Termasuk Kota Magelang, juga rumah bersama. Kita lihat di sini ada Alun-alun, yang ada kelenteng, gereja, masjid. Ini gambaran Magelang miniatur Indonesia,” jelasnya. Oleh karena itu, ia berharap kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominsta) Kota Magelang itu, mampu menebarkan efek positif, dan membuka wawasan, sekaligus cara pandang tentang keberagaman, kebhinekaan dan toleransi di dalam kehidupan sehari-hari melalui media sosial. ”Mari kita ciptakan konten-konten media sosial yang positif, serta menjadi generasi yang cerdas dan berkompeten dalam mengelola media informasi yang ada untuk Indonesia yang lebih baik,” ajaknya. Dalam kegiatan yang dihadiri tokoh lintas agama, mahasiswa, dan masyarakat itu, Joko mengajak seluruh pihak ikut terlibat dalam mencegah peredaran berita-berita hoaks di medsos dan internet. Dengan kata lain, jangan ikut terlibat menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. ”Jangan asal posting. Mencegah hoaks berarti menjaga keutuhan Indonesia. Ini butuh peran bersama,” kata Joko. Menurutnya, setiap masyarakat, apalagi yang aktif di medsos, perlu memberikan edukasi terhadap penggunaan medsos itu sendiri. Baca Juga Residivis Curanmor Melawan, Petugas Polres Wonosobo Lumpuhkan Pakai Timah Panas ”Saya punya keyakinan walaupun kedengarannya kuno atau klasik, tetapi media informasi berbasis kertas adalah media yang tidak mungkin memproduksi hoaks. Apalagi kan medianya terverifikasi, wartawannya juga terverifikasi, ketimbang medsos yang belum tentu itu diproduksi oleh orang-orang yang profesional dan kompeten,” tandasnya. Meski demikian, Joko mengaku tidak sepenuhnya medsos adalah lumbung dari informasi bohong. Banyak hal yang positif bila informasi dari medsos dicerna dengan kesadaran pemikiran alias tak langsung menyimpulkan begitu saja. ”Misalnya ada informasi dari medsos, tapi reflek kita untuk menganalisa dan bahkan melakukan kroscek, barulah menyimpulkan atau ”sharing” informasi itu. Dengan penggunaan (medsos) secara bijak, maka berarti kita sudah menjaga negeri ini,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Diskominsta Kota Magelang, Catur Budi Fajar Sumarmo, yang juga hadir pada kesempatan itu mengatakan bahwa kedewasaan masyarakat sebagai pengguna media sosial sangat dibutuhkan. ”Masyarakat dituntut untuk bisa menahan diri agar tidak mudah terhasut dengan informasi yang mengandung permusuhan dan ujaran kebencian di media sosial,” ungkapnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: